Uji Validitas dan Reliabilitas pada Data Kuesioner Penelitian
Hai sobat exsight! Buat kamu yang sedng melakukan penelitian data primer, pastinya menggunakan media kuesioner untuk pengambilan datanya kan? Nah tau ngga si kalau sebenarnya menyusun kuesioner itu ada kaidah atau uji yang perlu dilakukan terlebih dahulu loh agar data yang kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Emang fungsinya buat apa si? Untuk detailnya, yuk simak penjelasan berikut agar kamu lebih paham lagi 😊
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner digunakan untuk mengetahui apakah suatu kuesioner dapat dikatakan baik untuk menilai sesuatu hal yang akan diteliti. Uji validitas mengacu pada apakah kuesioner benar-benar dapat mengukur sesuatu apa yang ingin kita ukur. Sedangkan uji reliabilitas mengacu pada apakah kuesioner dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran secara berulang kali. Kuncinya adalah validitas digunakan untuk mengukur ketepatan sedangkan reliabilitas mengukur kekonsistenan. Biasanya uji ini dilakukan sebelum kuesioner di sebar ke seluruh responden penelitian kamu loh.
Kuesioner yang tidak valid dan reliabel akan menghasilkan data yang tidak akurat mengenai hal yang sedang kita ukur atau teliti sehingga informasi yang dihasilkan tidak tepat sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Data yang reliabel tapi tidak valid pun bisa di artikan seperti memberikan informasi yang salah secara berulang-ulang, sama seperti data yang tidak reliabel tapi valid maka informasinya tidak berguna. Skema data valid dan reliabel disajikan seperti gambar di bawah ini:
UJI VALIDITAS
Uji validitas didefinisikan sebagai sejauh mana suatu konsep akurat untuk diukur. Uji ini dapat diukur dari nilai koefisien korelasi antar skor butir dengan skor total instrumen. Apabila nilai koefisien korelasi yang dihasilkan tinggi maka semakin valid butir pertanyaan tersebut. Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan korelasi pearson dan korelasi spearman. Perbedaannya terletak pada distribusi datanya, apabila data berdistribusi normal maka menggunakan korelasi pearson dan apabila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan koefisien korelasi spearman dengan rumus sebagai berikut:
r = \frac{\Sigma (x-x)(y-y)}{\sqrt{\Sigma(x- \bar x)^2\Sigma(y- \bar y)^2}}
r= 1-\frac{6\Sigma d^2}{n(n^2-1)}
di mana, nilai d adalah selisih ranking antara skor butir dan skor total setiap responden
Suatu butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya lebih besar dari nilai koefisien korelasi tabel spearman pada taraf signifikan α yang ditentukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan taraf signifikan α sebesar 5%.
Pertanyaannya adalah, kapan si kita menggunakan korelasi pearson dan kapan menggunakan korelasi spearman? Kedua korelasi tersebut menggambarkan nilai validitas, akan tetapi untuk penggunaannya akan berbeda dimana korelasi pearson digunakan untuk data yang berdistribusi normal atau biasanya skala datanya yaitu skala interval atau rasio, sedangkan korelasi spearman digunakan untuk data yang tidak berdistribusi normal atau biasanya data berskala nominal atau ordinal.
UJI RELIABILITAS
Uji Reliabilitas di definisikan sebagai sejauh mana suatu instumen penelitian secara konsisten memiliki hasil yang sama jika digunakan dalam situasi yang sama pada kesempatan yang berulang. Menurut Karras (1997), Besaran reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha sebagai berikut:
\alpha= \frac{N}{N-1}(1-\frac{\Sigma \sigma^2(Y_i)}{\sigma_t^2})
di mana, N adalah banyaknya item, adalah jumlah varian item, dan adalah varian total. Kuisioner dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach alpha lebih dari 0,8.
Penutup
Nah, jelas kan penjelasan dari Exsight, pokoknya penting banget deh uji validitas dan reliabilitas ini untuk keperluan kuesioner kamu agar nantinya data yang dihasilkan berkualitas dan dapat kamu manfaatkan untuk penelitiannya kamu. Semoga bermanfaat ya. Atau jika kamu masih penasaran dengan uji validitas dan reliabilitas, jangan sungkan untuk bertanya di kolom komentar atau menghubungi admin melalui tombol WA.
See you di artikel selanjutnya!
REFERENSI
Karras, D. J. (1997). Statistical Methodology: II. Reliability and Validity Assessment in Study Design, Part A. Academic Emergency Medicine, 4(1), 64–71.
Heale, R., & Twycross, A. (2015). Validity and reliability in quantitative studies. Evidence Based Nursing, 18(3), 66–67. doi:10.1136/eb-2015-102129
Uji Validitas dan Reliabilitas pada Data Kuesioner Penelitian Read More »