Retno Damayanti

Regresi

Analisis Regresi (Part 2): Analisis Regresi Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel melalui sebuah persamaan. Ada tiga jenis analisis regresi yang bisa digunakan, yaitu Regresi Linear Sederhana, Regresi Linear Berganda, dan Regresi Non Linear. Pada artikel ini akan dibahas tentang materi dan contoh soal analisis regresi linear.

Dalam sehari-hari sering kali kita ingin mengetahui hubungan antar peubah, misalnya hubungan antara prestasi belajar dan IQ, tingkat pendidikan ibu dengan gizi balita, dan sebagainya. Umumnya suatu peubah bersifat mempengaruhi peubah yang lainnya. Peubah yang mempengaruhi disebut peubah bebas sedangkan yang dipengaruhi disebut sebagai peubah tak bebas atau peubah terikat.

Pengertian Analisis Regresi Sederhana

Regresi linear sederhana adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara satu peubah (X) dan satu peubah tak bebas (Y), dimana hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai suatu garis lurus. Hubungan kedua peubah dapat dituliskan dalam bentuk persamaan berikut:

Dimana: Y = peubah tak bebas, X=Peubah bebas, b0 = intersep/perpotongan dengan sumbu tegak, b1 = kemiringan/gradien, e (error) yang saling bebas dan menyebar normal

Variabel Bebas dan Terikat Pada Regresi Linear Sederhana

  • Variabel Dependen/Variabel Tak Bebas (Y) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain dan diasumsikan bersifat random/stochastic.
  • Variabel Independen/Variabel Bebas (X) adalah variabel yang nilainya ditentukan secara bebas dan diasumsikan bersifat fixed / non stochastic.
  • Syaratnya adalah data Y berjenis kuantitatif sedangkan X berjenis data kuantitatif atau kualitatif/kategorik.

Dalam kenyataannya seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh anggota populasi, sehingga hanya mengambil sampel. Persamaan yang akan diperoleh yaitu sebagai berikut:

b0 adalah penduga untuk beta0, dan b1 adalah penduga untuk beta1.

Penduga Parameter

Untuk menduga nilai parameter beta0 dan beta1 terdapat macam-macam metode, misalnya metode kuadrat terkecil (least square method), metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood method), metode kuadrat terkecil terboboti (weighted least square method), dsb.

Disini metode yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil, karena mudah dikerjakan secara manual, Prinsip dasar metode kuadrat terkecil adalah meminimumkan jumlah kuadrat simpangan atau Jumlah Kuadrat Galat, yang memiliki persamaan sebagai berikut:

Dengan menggunakan bantuan pelajaran kalkulus, akan diperoleh nilai dugaan parameter regresi sebagai berikut:

Dengan demikian dapat diperoleh hubungan sebagai berikut:

Asumsi Regresi Linear Sederhana

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis regresi sederhana. Beberapa asumsi tersebut sebagai berikut:

Sumber: http://surl.li/bipne

Contoh Soal Analisis Regresi Sederhana

Berikut contoh soal yang dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Data disajikan dalam bentuk tabel dimana Xi merupakan nilai matematika dan Yi adalah nilai Fisika .

Pembahasan

Pembahasan yang akan kita lakukan yaitu dengan menggunakan program R sebagai berikut:

Langkah 1: Memanggil library yang dibutuhkan

library(ggpubr)
library(MASS)
library(car)

Langkah 2: Menyusun dataset yang akan kita gunakan.

nilai = data.frame(matematika = c(60,45,50,60,50,65,60,65,50,65,45,50), fisika = c(80,69,71,85,80,82,89,93,76,86,71,69))

Langkah 3: Membuat plot data

Untuk memeriksa hubungan antar peubah , data sebaiknya harus diplotkan dulu dengan menggunakan “scatter plot”.

plot(fisika ~ matematika,
     data=nilai,
     pch=16,
     xlab = "Matematika",
     ylab = "Fisika") 

Langkah 4: Melakukan Pemodelan dan Memeriksa Asumsi

#Model persamaan
#Model dapat disesuaikan dengan data yang lain dengan cara mengganti nama peubah (matematika dan fisika)
model = lm(matematika ~ fisika, data=nilai)
summary(model)
Call:
lm(formula = matematika ~ fisika, data = nilai)

Residuals:
    Min      1Q  Median      3Q     Max 
-6.0384 -2.9167 -0.9998  3.3012  7.3035 

Coefficients:
            Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
(Intercept) -10.2849    12.2516  -0.839 0.420819    
fisika        0.8290     0.1539   5.389 0.000306 ***
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Residual standard error: 4.152 on 10 degrees of freedom
Multiple R-squared:  0.7438,	Adjusted R-squared:  0.7182 
F-statistic: 29.04 on 1 and 10 DF,  p-value: 0.0003064

Dari hasil output R diatas didapatkan persamaan regresi yaitu sebagai berikut:

Y = -10.2849 + 0.8290 X

Makna dari b1 yaitu rata-rata nilai fisika meningkat 0.8290 untuk setiap kenaikan nilai matematika siswa tersebut (atau kenaikan nilai matematika akan meningkatkan rata-rata nilai fisika sebesar 0.8290).

Makna dari 𝑏0 yaitu untuk siswa yang mendapatkan nilai matematika sebesar 0, nilai fisika yang dihasilkan rata-rata sebesar -10.2849.

# Pemeriksaan kenormalan distribusi data dengan Uji Shapiro-Wilk
# Data terdistribusi normal jika p > 0,05
sresid <- studres(model) 
shapiro.test(sresid)
Shapiro-Wilk normality test

data:  sresid
W = 0.95773, p-value = 0.751

Dari hasil output di atas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai p-value = 0.751 > 0.05.
Sebenarnya masih ada asumsi lain yang harus diuji dalam melakukan analisis regresi, namun akan dibahas pada artikel terpisah yaa.

Penutup

Untuk penjelasan Part 2 cukup sampai disini dulu, mudah banget kan cara mengerjakan analisis regresi sederhana di R. Kamu bisa melihat artikel Part 1 mengenai “ANALISIS REGRESI (PART 1): PENJELASAN DAN TUTORIAL REGRESI NON LINEAR (LOGIT, PROBIT DAN LOG-LOG)“, Kamu tidak perlu repot-repot lagi unuk mencari persamaan analisis regresi dengan menggunakan cara manual. Kamu bisa mengerjakannya dengan R agar lebih cepat selesai karena tinggal menulis kodenya saja dan nanti outputnya akan dihasilkan dari kode tersebut. Jika masih ada yang kurang jelas, atau masih bingung bisa bertanya di kolom komentar atau menghubungi admin melalui tombol WA yaa. Eitss jangan lupa masih ada artikel selanjutnya yang akan membahas Part 3, tentang analisis berganda jadi tetap stay tune yaa…

See you di artikel selanjutnya!

Analisis Regresi (Part 2): Analisis Regresi Sederhana Read More »

plot pencar

Analisis Regresi (Part 3): Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda merupakan model persamaanyang menjelaskan hubungan antara lebih dari satu variabel bebas (X) dan satu variabel tak bebas (Y). Analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi nilai variabel tak bebas (Y) apabila nilai-nilai variabel bebasnya (X) diketahui .

Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Dengan:

Y = variabel tak bebas

a = konstanta

b1, b2, …, bn = nilai koefisien regresi

X1, X2, …, Xn = variabel bebas

Jika ada 2 variabel bebas yaitu X1 dan X2, maka bentuk persamaan regresinya adalah :

Arti dari koefisien regresi b1 dan b2 mempunyai nilai tersebut adalah:

  • Jika nilai = 0, artinya variabel Y tidak dipengaruhi oleh X1 dan X2
  • Jika nilainya negatif, artinya terjadi hubungan negatif antara variabel tak bebas Y dengan variabel-variabel X1 dan X2
  • Jika nilainya positif, artinya terjadi hubungan positif antara variabel tak bebas Y dengan variabel variabel X1 dan X2.

Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat apakah suatu hipotesis yang diajukan ditolak atau dapat diterima. Hipotesis merupakan asumsi atau pernyataan yang mungkin benar atau salah mengenai suatu populasi. Dengan mengamati seluruh populasi, maka kita dapat mengetahui hipotesisnya, apakah suatu penelitian itu benar atau salah.

Tapi jika suatu penelitian harus mengambil populasi akan membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran yang cukup banyak. sehingga dalam melakukan penelitian kita bisa mengambil sampel dari populasi penelitian kita. Dalam melakukan pengujian hipotesis diperlukan asumsi atau pernyataan yang diberi nama hipotesis nol. Hipotesis nol merupakan hipotesis yang akan diuji, dapat dinyatakan menerima H0 atau menolak H0.

Selain hipotesis nol ada juga hipotesis alternatif yang diberi simbol H1. H1 dimaknai dengan penolakan H0. Jadi jika H0 ditolak maka hipotesis yang benar adalah H1.

Setelah menentukan hipotesis maka langkah selanjutnya melakukan uji signifikansi hipotesis. Uji signifikasi hipotesis dapat menggunakan Uji-t, Uji-F, Uji-z, atau Uji Chi Kuadrat. Dengan menggunakan uji signifikansi ini dapat diketahui apakah variabel bebas (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tak bebas (Y). Signifikan artinya bahwa pengaruh antar variabel berlaku bagi seluruh populasi.

Contoh Soal Analisis Regresi Berganda

Diberikan data tentang IQ dan tingkat kehadiran sepuluh siswa dikelas, jelaskan apakah IQ dan Tingkat Kehadiran Berpengaruh terhadap Nilai UAS?.

contoh soal regresi berganda

Penyelesaian Contoh Soal Analisis Regresi Berganda

Langkah 1: Menyusun dataset yang akan kita gunakan.

dt = data.frame(UAS =c(65,70,75,75,80,80,85,95,90,98),Tingkat_kehadiran = c(60,70,75,80,80,90,95,95,100,100),IQ = c(110,120,115,130,110,120,120,125,110,120))

Langkah 2: Membuat plot pencar

library(psych)

attach(dt)
pairs.panels(cbind(IQ , Tingkat_kehadiran, UAS))                   

Interpretasi:

  • Terlihat ada hubungan positif antara nilai UAS dengan IQ dan tingkat kehadiran.
  • Ketiga histogram menunjukkan cukup simetris
  • Korelasi antar dua variabel bebas yaitu IQ dan tingkat kehadiran sebesar 0.23 yang tergolong lemah. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi multikolinearitas
  • Korelasi antar masing-masing variabel bebas (IQ dan tingkat kehadiran) dengan variabel respon sebesar 0.93 dan 0.19. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan linear yang kuat antara tingkat kehadiran terhadap nilai UAS , dan adanya hubungan linear lemah antara IQ dengan nilai UAS.

Langkah 4. Melakukan pemodelan analisis regresi

mod.reg <- lm(UAS~Tingkat_kehadiran+IQ,data=dt)
summary(mod.reg)
Call:
lm(formula = UAS ~ Tingkat_kehadiran + IQ, data = dt)

Residuals:
    Min      1Q  Median      3Q     Max 
-5.2861 -2.8939  0.0296  1.6791  6.1993 

Coefficients:
                  Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
(Intercept)       23.05445   25.57161   0.902 0.397247    
Tingkat_kehadiran  0.73723    0.10918   6.752 0.000264 ***
IQ                -0.03433    0.22051  -0.156 0.880686    
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Residual standard error: 4.346 on 7 degrees of freedom
Multiple R-squared:  0.8719,	Adjusted R-squared:  0.8353 
F-statistic: 23.82 on 2 and 7 DF,  p-value: 0.0007523

Persamaan analisis regresi dugaan adalah:

Y = 23.05445 + 0.73723(Tingkat kehadiran) – 0.03433(IQ)

Interpretasi:

  • Intersep: b0 = 23.05445. artinya jika tingkat kehadiran adalah 0 dan IQ adalah 0 maka nilai UAS adalah 23.05445. (Tidak Bermakna)
  • b1 = 0.73723. artinya jika tingkat kehadiran bertambah 1 maka nilai UAS akan bertambah sebesar 0.73723 , dengan IQ dianggap tetap.
  • b2 = 0.03433. artinya jika IQ bertambah 1 maka nilai UAS akan berkurang sebesar 0.03433 , dengan tingkat kehadiran dianggap tetap.

Uji F

Hipotesis:

H0 : Variabel Tingkat kehadiran dan IQ tidak berpengaruh terhadap nilai UAS

H0 : Variabel Tingkat kehadiran dan IQ berpengaruh terhadap nilai UAS

Taraf sifnifikansi : alpa = 0.05

Statistik uji : uji F

summary(mod.reg)
Call:
lm(formula = UAS ~ Tingkat_kehadiran + IQ, data = dt)

Residuals:
    Min      1Q  Median      3Q     Max 
-5.2861 -2.8939  0.0296  1.6791  6.1993 

Coefficients:
                  Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
(Intercept)       23.05445   25.57161   0.902 0.397247    
Tingkat_kehadiran  0.73723    0.10918   6.752 0.000264 ***
IQ                -0.03433    0.22051  -0.156 0.880686    
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Residual standard error: 4.346 on 7 degrees of freedom
Multiple R-squared:  0.8719,	Adjusted R-squared:  0.8353 
F-statistic: 23.82 on 2 and 7 DF,  p-value: 0.0007523

Kriteria keputusan: H0 ditolak jika p-value < 0.05

Kesimpulan:

Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa p-value = 0.0007523 < 0.05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada satu variabel bebas ( Tingkat kehadiran, atau IQ atau keduanya) yang berpengaruh signifikan terhadap nilai UAS.

Uji T

Hipotesis:

H0 : Variabel Tingkat kehadiran / IQ tidak berpengaruh terhadap nilai UAS

H0 : Variabel Tingkat kehadiran / IQ berpengaruh terhadap nilai UAS

Taraf sifnifikansi : alpa = 0.05

Statistik uji : uji t

summary(mod.reg)
Call:
lm(formula = UAS ~ Tingkat_kehadiran + IQ, data = dt)

Residuals:
    Min      1Q  Median      3Q     Max 
-5.2861 -2.8939  0.0296  1.6791  6.1993 

Coefficients:
                  Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)    
(Intercept)       23.05445   25.57161   0.902 0.397247    
Tingkat_kehadiran  0.73723    0.10918   6.752 0.000264 ***
IQ                -0.03433    0.22051  -0.156 0.880686    
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

Residual standard error: 4.346 on 7 degrees of freedom
Multiple R-squared:  0.8719,	Adjusted R-squared:  0.8353 
F-statistic: 23.82 on 2 and 7 DF,  p-value: 0.0007523

Kriteria keputusan: H0 ditolak jika p-value < 0.05

Kesimpulan:

Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa

  • Variabel Tingkat kehadiran berpengaruh signifikan terhadap nilai UAS karena memiliki p-value 0.000264 < 0.05
  • Variabel IQ tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai UAS karena memiliki p-value 0.880686 > 0.05

Penutup

Untuk penjelasan Part 3 cukup sampai disini dulu, mudah banget kan cara mengerjakan analisis regresi sederhana di R. Kamu bisa melihat artikel Part 1 mengenai “ANALISIS REGRESI (PART 1): PENJELASAN DAN TUTORIAL REGRESI NON LINEAR (LOGIT, PROBIT DAN LOG-LOG)“, Part 2 mengenai” ANALISIS REGRESI (PART 2): ANALISIS REGRESI SEDERHANA “Kamu tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari persamaan analisis regresi dengan menggunakan cara manual. Kamu bisa mengerjakannya dengan R agar lebih cepat selesai karena tinggal menulis kodenya saja dan nanti outputnya akan dihasilkan dari kode tersebut. Jika masih ada yang kurang jelas, atau masih bingung bisa bertanya di kolom komentar atau menghubungi admin melalui tombol WA yaa.Terima kasih.

Daftar Pustaka

Kusumawati, R. (2019). Analisis Regresi Sederhana. Yogyakarta.

Yuliara, I. (2016). Regresi Linear Berganda. Retrieved from simdos.unud.ac.id.

Analisis Regresi (Part 3): Analisis Regresi Berganda Read More »

Regresi Non Linear

Analisis Regresi (Part 1): Penjelasan dan Tutorial Regresi Non Linear (Logit, Probit dan Log-Log)

Regresi non linear merupakan suatu metode analisis regresi untuk mendapatkan model non linear yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel terikat dan variabel bebas. Apa sih perbedaan dari regresi linear dengan regresi non linear? Jadi, perbedaannya adalah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat pada regresi linear mengikuti garis lurus, sedangkan pada regresi non linear bisa mengikuti pola eksponensial, kuadratik, kubik, logaritmik atau bentuk lainnya selain garis lurus.

Macam-macam Regresi Non Linear

  • Parabola kuadratik:

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, maka, a,b, dan c dapat dihitung dari sistem persamaan:

  • Parabola kubik :

Untuk menentukan nilai a, b, c, dan d dapat digunakan dengan sistem persamaan berikut:

  • Eksponen

Besar nilai a dan b ditentukan menggunakan persamaan:

  • Geometrik

Besar nilai a dan b ditentukan menggunakan persamaan:

  • Gompertz
  • Logistik

Besar nilai a, b, dan c ditentukan menggunakan persamaan:

  • Hiperbola

Jika Ybar tidak ada yang bernilai nol, maka a dan b adalah

probit

Kali ini kita akan membahas lebih lanju salah satu model yang termasuk dari Regresi Non Linear yaitu Model Regresi Logistik.

Model Regresi Logistik

Model regresi logistik merupakan regresi non linear dimana kurva hubungan antara variabel respon dan variabel prediktornya tidak berbentuk garis lurus. Regresi logistik digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel prediktor, dimana variabel respon bersifat biner atau dikotomus. Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua kemungkinan nilai, misalnya sukses atau gagal. Model regresi logistik mengikuti distribusi bernoulli, dengan fungsi probabilitasnya adalah sebagai berikut  (Haridanti, Adawiyah, & Ariadne, 2018):

Bentuk model regresi logistik adalah sebagai berikut:

Dengan,

Dalam regresi logistik memiliki 3 fungsi hubung yaitu sebagai berikut:

1. Regresi logit

Model regresi logit sering digunakan untuk kasus regresi logistik biner. Hal penting dalam fungsi logit yaitu inversnya harus memenuhi E(Y) antara 0 dan 1. Hal ini akan terpenuhi jika dengan menggunakan distribusi kumulatif atau CDF (Cumulative Distribution Function) sebagai invers fungsi hubung. Model regresi logit yaitu 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑡[ 𝑃 𝑌 = 1] = 𝛽0 + 𝛽1𝑥1 + 𝛽2𝑥2 + ⋯ + 𝛽𝑝𝑥𝑝.

2. Regresi probit.

Invers dari CDF distribusi normal baku digunakan sebagai fungsi hubung. jika CDF dari distribusi normal baku dinotasikan dengan Φ (.), maka model dapat dituliskan sebagai 𝜋 = Φ (𝛽0 + 𝛽1𝑥1 + ⋯ + 𝛽𝑝𝑥𝑝). Umumnya probit (𝜋) sering digunakan dalam model sehingga model dapat ditulis sebagai probit(𝜋) = (𝛽0 + 𝛽1𝑥1 + ⋯ + 𝛽𝑝𝑥𝑝). Dengan catatan probit(𝜋) ekuivalen dengan Z_ 𝜋 yaitu kuantil normal baku pada peluang 𝜋.

3. Regresi log-log komplementer .

Invers dari distribusi nilai ekstrim yang digunakan untuk membentuk fungsi hubung. CDF-nya adalah 𝐹 (𝑥) = exp{ – exp [- 𝑥 – 𝜇]/𝜎]} untuk -∞ < 𝑥 < ∞ dan parameter -∞ < 𝜇 < ∞ dan 𝜎 > 0. Model regresi log-log komplementer dapat ditulis dengan 𝜋 = 1 – exp {- exp [𝛽0 + 𝛽1𝑥1 + ⋯ + 𝛽𝑝𝑥𝑝]} atau atau log [- log (1 – 𝜋) = 𝛽0 + 𝛽1𝑥1 + ⋯ + 𝛽𝑝𝑥𝑝 ].

Contoh Regresi Logistik

Gunakanlah data berikut ini dan lakukanlah analisis untuk membangun model yang dapat memprediksi apakah seorang pegawai dapat melaksanakan tugas (1) atau tidak(0) berdasarkan satu variabel bebas yaitu pengalaman yang dimiliki (bulan).

NoMonthTask
1140
2290
360
4251
5181
640
7180
8120
9221
1060
11301
12110
13301
1450
15201
16130
1790
18321
19240
20131
21190
2240
23281
24221
2581

Penyelesaian

  • Memanggil Data di Program R Studio
> sukses<-read.table(file="C:\\Users\\HP 14-BW099TU\\Documents\\data set\\programmingtask.txt", TRUE)
> str(sukses)
'data.frame':	25 obs. of  3 variables:
 $ months: int  14 29 6 25 18 4 18 12 22 6 ...
 $ task  : int  0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 ...
 $ fit   : num  0.31 0.835 0.11 0.727 0.462 ...
  • Membuat Model Regresi Probit
> model_probit<-glm(task~months,data=sukses,family=binomial(link='probit'))
> summary(model_probit)

Call:
glm(formula = task ~ months, family = binomial(link = "probit"), 
    data = sukses)

Deviance Residuals: 
    Min       1Q   Median       3Q      Max  
-1.8959  -0.7579  -0.3907   0.8101   1.9691  

Coefficients:
            Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)   
(Intercept) -1.83787    0.69012  -2.663  0.00774 **
months       0.09686    0.03565   2.717  0.00659 **
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)

    Null deviance: 34.296  on 24  degrees of freedom
Residual deviance: 25.380  on 23  degrees of freedom
AIC: 29.38

Number of Fisher Scoring iterations: 4

Persamaan model regresi Probit yaitu

  • Model Regresi Logit
> model_logit<-glm(task~months,data=sukses,family=binomial(link='logit'))
> summary(model_logit)

Call:
glm(formula = task ~ months, family = binomial(link = "logit"), 
    data = sukses)

Deviance Residuals: 
    Min       1Q   Median       3Q      Max  
-1.8992  -0.7509  -0.4140   0.7992   1.9624  

Coefficients:
            Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)  
(Intercept) -3.05970    1.25935  -2.430   0.0151 *
months       0.16149    0.06498   2.485   0.0129 *
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)

    Null deviance: 34.296  on 24  degrees of freedom
Residual deviance: 25.425  on 23  degrees of freedom
AIC: 29.425

Number of Fisher Scoring iterations: 4

Persamaan model regresi logit:

  • Model Regresi Complementary log-log
> model3<-glm(task~months,data=sukses,family=binomial(link='cloglog'))
> summary(model3)

Call:
glm(formula = task ~ months, family = binomial(link = "cloglog"), 
    data = sukses)

Deviance Residuals: 
    Min       1Q   Median       3Q      Max  
-1.9294  -0.7545  -0.4850   0.8484   1.8914  

Coefficients:
            Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)   
(Intercept) -2.58224    0.95432  -2.706  0.00681 **
months       0.11046    0.04202   2.629  0.00857 **
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)

    Null deviance: 34.296  on 24  degrees of freedom
Residual deviance: 25.677  on 23  degrees of freedom
AIC: 29.677

Persamaan model regresi complementary log-log:

Penutup

Hai gimana guys?? Mudah banget kan cara mengerjakan analisis regresi logistik di R. Kamu tidak perlu repot-repot lagi unuk mencari persamaan analisis regresi dengan menggunakan cara manual. Kamu bisa mengerjakannya dengan R agar lebih cepat selesai karena tinggal tulis kodingnya saja nanti outputnya akan keluar. Eitss jangan lupa masih ada artikel selanjutnya yang akan membahas Part 2, tentang analisis berganda jadi tetap stay tune yaa. Jika masih ada yang kurang jelas, atau masih bingung bisa bertanya di kolom komentar atau menghubungi admin melalui tombol WA yaa. Terima kasih.

Daftar Pustaka

Haridanti, S., Adawiyah, R., & Ariadne, G. S. (2018). Analisis Regresi Non Linear Model Logistik. SENIATI (pp. 62-66). Malang: Institut Teknologi Nasional Malang.

Kismiantini (2020). Analisis Respon Biner. Modul Kuliah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Kusumawati, R. (2019). Regresi Logistik. Modul Kuliah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Analisis Regresi (Part 1): Penjelasan dan Tutorial Regresi Non Linear (Logit, Probit dan Log-Log) Read More »

Hubungi Admin
Halo, selamat datang di Exsight! 👋

Hari ini kita ada DISKON 20% untuk semua transaksi. Klaim sekarang!