Halo halo sobat Exsight, pada artikel kali ini, kita akan membahas salah satu uji statistika yang kerapkali digunakan dalam pengujian statistik non parametrik yaitu Uji Wilcoxon. Yuk simak artikel ini dengan seksama yaa!
Definisi
Uji Wilcoxon merupakan suatu metode statistik nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan dua sampel data yang saling terkait atau berpasangan yang diambil dari populasi yang sama. Uji Wilcoxon pertama kali ditemukan oleh ahli statistik Amerika bernama Frank Wilcoxon pada tahun 1945.
Tujuan utama dari uji Wilcoxon adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar 2 kelompok data yang berasal dari populasi yang sama. Terdapat 2 jenis uji Wilcoxon, yaitu uji Wilcoxon paired untuk data yang berpasangan dan uji Wilcoxon unpaired untuk data yang tidak berpasangan.
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan
- Tidak Bergantung pada Distribusi Normal
Uji Wilcoxon merupakan metode statistik nonparametrik, yang berarti uji Wilcoxon tidak memerlukan asumsi distribusi normal pada data. - Memperhitungkan Perbedaan Sebelum dan Sesudah
Uji Wilcoxon paired dapat digunakan untuk membandingkan sampel yang diambil dari kelompok data yang sama sebelum dan sesudah intervensi (perlakuan). - Robust terhadap Data Pencilan (Outlier)
Uji Wilcoxon memiliki ketahanan terhadap adanya data pencilan (outlier) dalam sampel.
Keterbatasan
- Keterbatasan pada Ukuran Sampel Kecil
Uji Wilcoxon cenderung kurang stabil jika ukuran data sampel sangat kecil. - Tidak Sensitif terhadap Perubahan Bentuk Distribusi
Uji Wilcoxon memiliki kemungkinan tidak sensitif terhadap perubahan bentuk distribusi pada data. Artinya, meskipun distribusi data berubah, uji Wilcoxon mungkin memberikan hasil yang serupa.
Studi Kasus
Studi kasus yang akan kita gunakan dalam hal ini menggunakan Data Hasil Pembelajaran Biologi. Peneliti ingin mengetahui apakah dengan adanya metode khusus dalam pembelajaran biologi akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi.
Data terdiri atas 2 variabel yaitu pre-test (penilaian siswa sebelum adanya pembelajaran dengan metode khusus), dan post-test (penilaian siswa setelah adanya pembelajaran dengan metode khusus). Selain itu pengamatan dilakukan terhadap 26 siswa sebagai objek pengamatan.
Tutorial SPSS Uji Wilcoxon
1.Buka software SPSS, kemudian entry data pada variable view dan data view.
Pada bagian data view berisi data-data dari masing-masing variabel, sedangkan untuk bagian variable view berisi pendefinisian dari masing-masing (khususnya terkait jenis data pada bagian measure).
2. Tahapan selanjutnya klik Analyze – klik Nonparametric Tests – klik Legacy Dialogs – klik 2 Related Samples
3. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 3. untuk bagian Test Pairs , untuk Variable 1 kita isi dengan variabel Pre-Test, sedangkan untuk Variable 2 kita isi dengan variabel Post-Test. Setelah itu klik pada bagian Test Type, kita centang Wilcoxon, lalu klik OK.
Pembahasan Hasil Output SPSS
Setelah klik OK, maka didapatkan hasil uji Wilcoxon dengan memperhatikan pada bagian Output SPSS . Untuk pembahasan hasil output SPSS dalam hal ini dibedakan menjadi 2 bagian seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4. dan Gambar 5.
Berdasarkan Gambar 4. diketahui bahwa :
*Negative Ranks menunjukkan selisih negatif antara hasil pembelajaran Biologi pada saat Pre-Test dan Post Test. Nilai negative ranks baik pada nilai N, Mean Rank, dan Sum Rank sebesar 0 dapat diartikan bahwa tidak terdapat siswa yang mengalami penurunan nilai dari Pre-Test ke Post-Test.
*Positive Ranks menunjukkan selisih positif antara hasil pembelajaran Biologi pada saat Pre-Test dan Post Test. Nilai positive ranks pada nilai N yaitu sebesar 26, artinya 26 siswa mengalami peningkatan nilai Biologi dari pre-test ke post-test. Lalu Mean Rank menunjukkan rata-rata peningkatan nilai yaitu sebesar 13,50 serta Sum of Ranks menunjukkan jumlah rangking positif yaitu sebesar 351.
*Ties menunjukkan ada atau tidaknya kesamaan antara nilai pre-test dan post-test. Berdasarkan gambar 4. diketahui bahwa untuk nilai ties adalah 0, maka dapat diartikan tidak ada nilai yang sama antara pre-test dan post-test.
Hasil output SPSS berikutnya dapat dilihat pada Gambar 5. yaitu terkait hasil uji hipotesis Wilcoxon. Apabila kita perhatikan, nilai Asymp.Sig.(2-tailed) yaitu sebesar 0,000 , dimana nilai ini lebih kecil daripada taraf signifikansi alfa 5% (0,05). Sehingga dapat diartikan terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran biologi untuk Pre-Test dan Post-Test, dengan kata lain adanya penggunaan metode khusus dalam pembelajaran Biologi mempengaruhi hasil nilai Biologi siswa.
Referensi
Sekian penjelasan terkait Tutorial Uji Wilcoxon dengan Software SPSS. Apabila masih ada yang dibingungkan bisa langsung saja ramaikan kolom komentar atau hubungi admin melalui tombol bantuan di kanan bawah. Stay tuned di website https://exsight.id/blog/ agar tidak ketinggalan artikel-artikel menarik lainnya.