Value at Risk : Konsep Dasar & Penerapan

DW ADS

Sobat Exsight, bayangin deh, ketika sedang bermain di taman hiburan dengan berbagai wahana seru. Sebelum naik roller coaster, Anda ingin tahu seberapa menakutkan wahana tersebut. Apakah akan ada banyak putaran yang memusingkan? Atau mungkin turunan tajam yang mendebarkan?

Seperti halnya mempersiapkan diri sebelum naik roller coaster, para investor dan manajer keuangan juga perlu memahami risiko yang mereka hadapi sebelum terjun ke dalam pasar keuangan yang penuh dengan ketidakpastian. Di sinilah metode Value at Risk (VaR) berperan penting. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep Value at Risk (VaR) lebih dalam, mengapa ia sangat penting dalam dunia keuangan, dan bagaimana ia membantu investor dan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian pasar. Tanpa berlama- lama lagi, yuk simak artikel ini dengan seksama yaa!

Definisi

Value at Risk (VaR) merupakan metode statistik yang digunakan untuk menilai risiko keuangan dari suatu portofolio atau investasi. VaR mengestimasi potensi kerugian maksimum yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat kepercayaan tertentu. Dengan kata lain, VaR menjawab pertanyaan: “Berapa besar kerugian yang dapat saya alami dengan tingkat keyakinan tertentu selama periode waktu tertentu?”

Konsep Dasar Value at Risk

Secara umum, metode VaR didefinisikan sebagai nilai harapan rugi maksimum (maximum expected loss) dari nilai aset atau saham pada suatu periode tertentu dan pada tingkat kepercayaan tertentu. Metode VaR merupakan konsep perhitungan risiko yang dikembangkan dari konsep kurva normal.

Terdapat dua jenis nilai VaR, yaitu VaR bernilai posistif dan VaR bernilai negatif. VaR yang bernilai positif menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasi saham, sedangkan VaR bernilai negatif menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian dalam berinvestasi. Besarnya keuntungan yang didapatkan perusahaan akan sebanding dengan risiko yang diperoleh

Komponen Utama VaR

1. Horizon Waktu (Time Horizon)
Horizon waktu merujuk pada periode di mana risiko diukur. Dalam hal Ini, horizon waktu bisa berbeda-beda tergantung pada kebutuhan pengguna VaR, seperti satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan lebih lama. Pemilihan horizon waktu sangat penting karena akan mempengaruhi hasil perhitungan VaR. Misalnya, VaR satu hari akan berbeda dari VaR satu bulan karena volatilitas dan potensi pergerakan harga cenderung lebih besar dalam periode yang lebih panjang.

2. Tingkat Kepercayaan (Confidence Level)
Tingkat kepercayaan adalah persentase yang menunjukkan keyakinan dalam estimasi VaR. Biasanya, tingkat kepercayaan yang umum digunakan adalah 95% atau 99%. Misalnya, jika sebuah portofolio memiliki VaR satu hari sebesar 1 juta dolar pada tingkat kepercayaan 99%, ini berarti ada 99% keyakinan bahwa kerugian tidak akan melebihi 1 juta dolar dalam satu hari. Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi akan menghasilkan nilai VaR yang lebih besar karena mencakup lebih banyak skenario kerugian potensial.

3. Jumlah Kerugian Potensial (Potential Loss Amount)
Jumlah kerugian potensial adalah nilai yang dihasilkan oleh model VaR yang menunjukkan potensi kerugian maksimum dalam jangka waktu tertentu pada tingkat kepercayaan yang dipilih. Nilai Ini adalah angka utama yang digunakan oleh manajer risiko untuk membuat keputusan tentang alokasi aset dan strategi pengelolaan risiko. Misalnya, VaR sebesar 500.000 dolar dengan tingkat kepercayaan 95% untuk satu minggu berarti dapat diartikan bahwa, ada 95% keyakinan bahwa kerugian tidak akan melebihi 500.000 dolar dalam minggu tersebut.

Metode Perhitungan VaR

A. Metode Parametrik (Variance-Covariance)
Pendekatan parametrik, juga dikenal sebagai metode variance-covariance, mengasumsikan bahwa return dari aset mengikuti distribusi normal. Perhitungan VaR dengan metode variance-covariance merupakan perhitungan VaR dengan pendekatan parametrik. Oleh karena itu, langkah awal yang harus dilakukan adalah membawa bentuk distribusi umum f(r) ke dalam bentuk distribusi normal standar Φ(z), dengan mean 0 dan standar deviasi 1.

Dalam menghitung VaR diperlukan perhitungan mula-mula Z1−α sehingga luas daerah sebelah kiri sama dengan α, maka :

\begin{matrix}
P\left ( r\leq R* \right )=P\left ( z\leq \frac{R*-\mu }{\sigma } \right )=\alpha \\ 
\Phi \left ( \frac{R*-\mu }{\sigma } \right )=\alpha \\ 
\Phi \left ( Z_{I-\alpha }  \right )=\alpha
\end{matrix}

Jika dipilih tingkat konfidensi (1–α), maka Z1−α didefinisikan sebagai kuantil distribusi normal standar sedemikian rupa sehingga α dari densitas peluang berada di sisi kiri dan (1–α) nya berada di sisi kanan. Sehingga dari persamaan di atas akan didapatkan :

\begin{matrix}
Z_{l-\alpha }=\frac{R*-\mu }{\sigma }\\ 
R*=\mu +Z_{1-\alpha }\sigma 
\end{matrix}

Selanjutnya, maka didapatkan rumus perhitungan VaR untuk data berdistribusi normal yaitu sebagai berikut.

VaR\left ( hp,\left ( 1-\alpha  \right ) \right )=S_{0}\times \left ( -Z_{1-\alpha }\  \right )\times\sigma \times \sqrt{hp}
\begin{matrix}
Keterangan:\\ 
Z_{1-\alpha }\, =Skor\, Z\, untuk\, tingkat\, kepercayaan\, tertentu\\ 
\sigma \, =Standar\, deviasi\, return\\ 
hp\, =Holding\, period
\end{matrix}

B. Metode Simulasi Historis
Metode simulasi historis tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk return. Sebaliknya, metode ini menggunakan data historis untuk langsung menghitung VaR. Langkah-langkahnya meliputi:

  • Mengumpulkan Data Historis
    Menggunakan data return historis untuk aset atau portofolio.
  • Menghitung Kerugian Historis
    Menghitung kerugian yang terjadi pada setiap periode dalam data historis.
  • Menentukan VaR
    Mengurutkan kerugian historis dari yang terkecil hingga terbesar, lalu menentukan VaR berdasarkan persentil yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dipilih (misalnya, persentil ke-5 untuk tingkat kepercayaan 95%).

C. Metode Simulasi Monte Carlo
Metode simulasi Monte Carlo menggunakan model probabilistik untuk mensimulasikan banyak skenario return masa depan. Langkah-langkahnya meliputi:

  • Membuat Model Probabilistik
    Mengembangkan model yang mereplikasi karakteristik statistik return aset, seperti rata-rata, variansi, dan kovarians.
  • Menjalankan Simulasi
    Menghasilkan sejumlah besar skenario return masa depan berdasarkan model probabilistik.
  • Menghitung VaR
    Menentukan VaR dari distribusi hasil simulasi, menggunakan persentil yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dipilih.

Setiap metode perhitungan Value at Risk memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan tergantung pada konteks penggunaannya.
*Metode parametrik memiliki keunggulan karena sederhana dan cepat, akan tetapi metode ini mengandalkan asumsi distribusi normal.
*Metode simulasi historis lebih fleksibel tetapi sangat bergantung pada data masa lalu.
*Metode simulasi Monte Carlo sangat fleksibel dan akurat tetapi membutuhkan sumber daya komputasi yang lebih besar dan keahlian dalam pemodelan probabilistik.
Pemilihan metode yang tepat tergantung pada jenis aset yang dianalisis, sumber daya yang tersedia, dan kebutuhan spesifik dari manajer risiko.

Kelebihan dan Kelemahan

Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam metode Value at Risk, di antaranya adalah sebagai berikut.

Kelebihan

  1. Sederhana dan Mudah Dipahami
    Metode Value at Risk merupakan metode yang mudah dipahami dan digunakan. Melalui metode VaR, kita dapat menyampaikan risiko kerugian maksimum yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat kepercayaan tertentu. Hal ini menjadikan metode ini sangat berguna bagi manajer risiko, dewan direksi, dan pemangku kepentingan lainnya yang memerlukan gambaran cepat tentang risiko portofolio.
  2. Metode yang Telah Terstandarisasi
    Metode Value at Risk (VaR) telah menjadi standar dalam industri keuangan untuk mengukur risiko. Penggunaan yang luas dan penerimaan global menjadikannya alat yang berguna untuk perbandingan antara perusahaan dan portofolio yang berbeda.
  3. Integrasi dalam Manajemen Risiko
    Metode VaR dapat diintegrasikan dengan mudah ke dalam kerangka kerja manajemen risiko yang ada. Ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko secara sistematis dan konsisten. VaR juga membantu dalam menetapkan batasan risiko dan alokasi modal.
  4. Metode VaR sebagai Persyaratan Regulasi
    Banyak regulator keuangan mengharuskan institusi untuk melaporkan VaR. Hal ini mendorong penerapan praktik manajemen risiko yang lebih baik dan memastikan bahwa institusi keuangan memiliki cadangan modal yang memadai untuk menutupi potensi kerugian.

Kelemahan

  1. Asumsi Distribusi Normal
    Metode Value at Risk (VaR) sering kali didasarkan pada asumsi bahwa return investasi mengikuti distribusi normal. Namun, dalam kenyataannya, pasar keuangan sering mengalami “ekor tebal” (fat tails) di mana peristiwa ekstrem terjadi lebih sering daripada yang diprediksi oleh distribusi normal. Hal ini bisa menyebabkan VaR mengabaikan risiko ekstrim atau “tail risk“.
  2. Keterbatasan dalam Menghadapi Risiko Ekstrim
    Metode VaR hanya memberikan informasi tentang kerugian maksimum pada tingkat kepercayaan tertentu (misalnya, 95% atau 99%). Ini berarti bahwa 5% atau 1% dari waktu, kerugian bisa jauh melebihi nilai VaR yang dihitung. Oleh karena itu, VaR mungkin tidak memadai untuk mengukur risiko dalam kondisi pasar yang sangat volatil atau krisis.
  3. Ketergantungan pada Data Historis
    Metode VaR sering dihitung menggunakan data historis. Namun, peristiwa masa lalu tidak selalu mencerminkan kondisi masa depan. Pasar keuangan dapat berubah secara drastis, dan model VaR mungkin tidak mampu menangkap perubahan mendadak atau peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  4. Kompleksitas Metodologis
    Metode perhitungan VaR yang lebih kompleks, seperti simulasi Monte Carlo, memerlukan komputasi yang intensif dan pemodelan yang rumit. Ini bisa menjadi tantangan bagi institusi dengan sumber daya yang terbatas.
  5. Potensi Kesalahan Pengukuran
    Metode VaR sangat bergantung pada model statistik dan parameter input yang digunakan. Kesalahan dalam pemilihan model atau estimasi parameter dapat menyebabkan hasil VaR yang tidak akurat. Selain itu, model VaR mungkin tidak menangkap semua jenis risiko, seperti risiko likuiditas atau risiko operasional.

Penerapan dalam Berbagai Bidang

A. Bidang Perbankan
Bank menggunakan Value at Risk (VaR) untuk mengukur dan mengelola risiko pasar yang terkait dengan portofolio trading mereka. VaR dapat membantu bank memahami potensi kerugian maksimum yang mungkin mereka hadapi dalam jangka waktu tertentu.

Value at Risk

B. Bidang Manajemen Investasi
Manajer investasi menggunakan metode VaR untuk menilai risiko portofolio dan membuat keputusan alokasi aset yang lebih baik.

C. Pemerintah dan Lembaga Publik
Pemerintah dapat menggunakan metode VaR untuk mengukur risiko fiskal terkait dengan fluktuasi pendapatan dan pengeluaran, terutama di negara-negara yang sangat bergantung pada pendapatan dari komoditas.

Value at Risk

D. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi menggunakan metode Value at Risk (VaR) untuk mengukur risiko portofolio investasi mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban klaim. Selain itu, metode Value at Risk (VaR) dapat membantu dalam menentukan premi asuransi dengan mengukur potensi kerugian yang mungkin dihadapi oleh perusahaan asuransi.

Value at Risk

E. Bidang Industri Konstruksi dan Real Estate
Perusahaan konstruksi dan pengembang real estate dapat menggunakan metode Value at Risk (VaR) untuk mengukur risiko keuangan yang terkait dengan proyek-proyek besar, termasuk fluktuasi biaya dan nilai properti. Selain itu pemilik portofolio properti besar menggunakan metode VaR untuk menilai risiko nilai properti dan pendapatan sewa dalam menghadapi perubahan pasar real estate.

Value at Risk

Referensi

Wicaksono, B. H., Wilandari, Y., & Rusgiyono, A. (2014). Perbandingan Metode Variance Covariance dan Historical Simulation untuk Mengukur Risiko Investasi Reksa Dana. Jurnal Gaussian, Vol.3, No.4, 585 -594.

Rohmah, S., & Suharsono, A. (2017). Estimasi Value at Risk dalam Investasi Saham Subsektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan Pendekatan Extreme Value Theory. Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol.6, No. 2.

Suharsono, A., & Saputri, G. A. (2019). Analisis Value at Risk (VaR) pada Investasi Saham Blue Chips dengan Pendekatan Copula. Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol.8, No.2.

Finally, sampai sudah nih kita di penghujung artikel, sekian dulu ya penjelasan terkait Value at Risk. Apabila masih ada yang dibingungkan, bisa langsung saja ramaikan kolom komentar atau hubungi admin melalui tombol bantuan di kanan bawah. Stay tuned di website https://exsight.id/blog/ agar tidak ketinggalan artikel-artikel menarik lainnya. Bye bye!

Sstt...
Mau Kiriman Artikel Terbaru Exsight
Tanpa Biaya Langganan? ????

Nama Kamu

Email Kamu

Dapatkan Akses Informasi Terupdate Seputar Dunia Data dan Statistika 🙂

Exsight ADS

Leave a Comment

Hubungi Admin
Halo, selamat datang di Exsight! 👋

Hari ini kita ada DISKON 20% untuk semua transaksi. Klaim sekarang!