Tutorial

Tutorial SVM (Support Vector Machine) dengan R #2

Apa kabar sobat Exsight? Masih dalam segmen artikel tutorial. Nah untuk tutorial ini, kita akan membahas terkait bagaimana cara kerja algoritma SVM (Support Vector Machine) menggunakan software R. Kalau sobat Exsight masih bingung terkait apa itu SVM, bisa dilihat pada artikel sebelumnya dengan judul Algoritma SVM (Support Vector Machine) #1. Yuk yuk simak tutorial SVM dengan seksama yaa!

Studi Kasus

Studi kasus yang akan kita gunakan dalam hal ini menggunakan data sampel terkait Lung Cancer (Kanker Paru-Paru) yang didapatkan dari situs kaggle.com, dimana data di-publish oleh Ms. Nancy Al Aswad.
* Tidak terdapat missing value pada data.
* Data terdiri atas 309 observasi.

SVM

Data terdiri atas 16 variabel yaitu:

VariabelKeterangan VariabelSkala Data
GenderM = Male
F = Female
Kategorik
AgeNumerik
Smoking1 = No
2 = Yes
Kategorik
Yellow Finger1 = No
2 = Yes
Kategorik
Anxiety1 = No
2 = Yes
Kategorik
Peer Pressure1 = No
2 = Yes
Kategorik
Chronic Disease1 = No
2 = Yes
Kategorik
Fatigue1 = No
2 = Yes
Kategorik
Allergy1 = No
2 = Yes
Kategorik
Wheezing1 = No
2 = Yes
Kategorik
Alcohol1 = No
2 = Yes
Kategorik
Coughing1 = No
2 = Yes
Kategorik
Shortness of Breath1 = No
2 = Yes
Kategorik
Swallowing Difficulty1 = No
2 = Yes
Kategorik
Chest Pain1 = No
2 = Yes
Kategorik
Lung Cancer1 = No
2 = Yes
Kategorik
Tabel 1. Data

Pada Tabel 1. variabel Lung Cancer berperan sebagai variabel Dependen, sedangkan lainnya merupakan variabel Independen.

Tahapan R Studio SVM

Load Library

Sebelum melakukan running syntax di software R terlebih dahulu melakukan load library R. Adapun library yang diperlukan untuk analisis jalur yaitu e1071 dan caret. Adapun syntax R yang digunakan adalah sebagai berikut.

library(e1071)
library(caret)

Load Data

Kemudian melakukan input data ke R. Data yang diinput diberi nama sebagai data. Perlu diperhatikan untuk jenis file data yang diinput ke R, untuk tutorial kali ini, jenis file data yang digunakan yaitu dalam format CSV. Syntax yang digunakan untuk load data adalah sebagai berikut.

data<-read.csv(file.choose(),header=TRUE,sep=",")

Pre-Processing

Data yang telah kita load selanjutnya kita split menjadi data training testing 80/20. Artinya dari data yang ada, 80% dari data kita jadikan sebagai data training dan 20% data kita jadikan data testing.

##Membuat data training dan data testing (training 80, testing 20)
n_train <- round(nrow(data) * 0.8)
idx_train <- sample(seq_len(n_train))

data_train <- data[idx_train, ]
data_test <- data[-idx_train, ]

#Menyimpan data hasil training dan testing dalam format csv
write.csv(data_train,"training.csv")
write.csv(data_test,"testing.csv")

#Membuka file hasil training dan testing
data_train=read.csv(file.choose(),header=TRUE,sep=",")
data_test=read.csv(file.choose(),header=TRUE,sep=",")

Selanjutnya mengacu pada Tabel 1. variabel dengan skala data “kategorik” baik pada data training dan data testing, kita pastikan tipe data menjadi “factor” di R.

#Mengubah tipe data
##Data Train
data_train$GENDER=as.factor(data_train$GENDER)
data_train$SMOKING=as.factor(data_train$SMOKING)
data_train$YELLOW_FINGERS=as.factor(data_train$YELLOW_FINGERS)
data_train$ANXIETY=as.factor(data_train$ANXIETY)
data_train$PEER_PRESSURE=as.factor(data_train$PEER_PRESSURE)
data_train$CHRONIC.DISEASE=as.factor(data_train$CHRONIC.DISEASE)
data_train$FATIGUE=as.factor(data_train$FATIGUE)
data_train$ALLERGY=as.factor(data_train$FATIGUE)
data_train$WHEEZING=as.factor(data_train$WHEEZING)
data_train$ALCOHOL.CONSUMING=as.factor(data_train$ALCOHOL.CONSUMING)
data_train$COUGHING=as.factor(data_train$COUGHING)
data_train$SHORTNESS.OF.BREATH=as.factor(data_train$SHORTNESS.OF.BREATH)
data_train$SWALLOWING.DIFFICULTY=as.factor(data_train$SWALLOWING.DIFFICULTY)
data_train$CHEST.PAIN=as.factor(data_train$CHEST.PAIN)
data_train$LUNG_CANCER=as.factor(data_train$LUNG_CANCER)

##Data Test
data_test$GENDER=as.factor(data_test$GENDER)
data_test$SMOKING=as.factor(data_test$SMOKING)
data_test$YELLOW_FINGERS=as.factor(data_test$YELLOW_FINGERS)
data_test$ANXIETY=as.factor(data_test$ANXIETY)
data_test$PEER_PRESSURE=as.factor(data_test$PEER_PRESSURE)
data_test$CHRONIC.DISEASE=as.factor(data_test$CHRONIC.DISEASE)
data_test$FATIGUE=as.factor(data_test$FATIGUE)
data_test$ALLERGY=as.factor(data_test$FATIGUE)
data_test$WHEEZING=as.factor(data_test$WHEEZING)
data_test$ALCOHOL.CONSUMING=as.factor(data_test$ALCOHOL.CONSUMING)
data_test$COUGHING=as.factor(data_test$COUGHING)
data_test$SHORTNESS.OF.BREATH=as.factor(data_test$SHORTNESS.OF.BREATH)
data_test$SWALLOWING.DIFFICULTY=as.factor(data_test$SWALLOWING.DIFFICULTY)
data_test$CHEST.PAIN=as.factor(data_test$CHEST.PAIN)
data_test$LUNG_CANCER=as.factor(data_test$LUNG_CANCER)
SVM
Gambar 1. Struktur Data Training dan Data Testing

Berikutnya, kita perhatikan kembali data training dan testing, kita hilangkan kolom yang tidak perlu, dalam hal ini kolom pertama (x) yang hanya menunjukkan urutan observasi.

#Removing Kolom "Nomor urut di awal data train & test"
data_train=data_train[,-1]
data_test=data_test[,-1]
SVM
Gambar 2. Data Training, Before dan After Removing Kolom Urutan Observasi

Pemodelan

Setelah melakukan Pre-Processing, tahapan berikutnya melakukan pemodelan SVM. Pada tutorial kali ini, jenis SVM yang digunakan terdiri atas 3 kernel diantaranya: SVM Linier, SVM Radial, dan SVM Polynomial. Pemodelan SVM mula-mula dilakukan pada data training dengan syntax sebagai berikut.

#Linier
svm.Lin = svm(LUNG_CANCER~ ., 
              data = data_train, kernel = "linear",cost=1)
print(svm.Lin)

#Radial
svm.Rad = svm(LUNG_CANCER~ ., 
              data = data_train, kernel = "radial",cost=1, gamma=2)
print(svm.Rad)

#Polynomial
svm.Poly = svm(LUNG_CANCER~ ., 
              data = data_train, kernel = "polynomial",cost=2, gamma=10)
print(svm.Poly)
svm
Gambar 3.  Hasil Pemodelan SVM Linier pada data Training
svm
Gambar 4.  Hasil Pemodelan SVM Radial pada data Training
svm
Gambar 5.  Hasil Pemodelan SVM Polynomial pada data Training

Tahapan selanjutnya, melakukan prediksi data Testing masing-masing pada SVM Linier, SVM Radial, dan SVM Polynomial dengan syntax R sebagai berikut.

# Memprediksi Variabel Verdict pada Data testing
##Linier
ypred_svmlinier= predict(svm.Lin, newdata = data_test)

##Radial
ypred_svmradial= predict(svm.Rad, newdata = data_test)

##Polynomial
ypred_svmpolynomial= predict(svm.Poly, newdata = data_test)

Setelah melakukan running syntax R untuk prediksi hasil SVM pada data testing, berikutnya menentukan confusion matrix dengan syntax sebagai berikut.

#Confussion Matrix
##Linier
cm.testing_svmlinier = table(data_test$LUNG_CANCER, ypred_svmlinier)
confusionMatrix(cm.testing_svmlinier)

##Radial
cm.testing_svmradial = table(data_test$LUNG_CANCER, ypred_svmradial)
confusionMatrix(cm.testing_svmradial)

##Polynomial
cm.testing_svmpolynomial = table(data_test$LUNG_CANCER, ypred_svmpolynomial)
confusionMatrix(cm.testing_svmpolynomial)

Sehingga, didapatkan hasil confusion matrix

svm
Gambar 6. Confusion Matrix SVM Linier
svm
Gambar 7. Confusion Matrix SVM Radial
svm
Gambar 8. Confusion Matrix SVM Polynomial

Apabila kita perhatikan berdasarkan confusion matrix pada Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8 dapat kita ringkas sebagai berikut.

Jenis SVMAccuracySensitivitySpecificity
SVM Linier0,967710,9630
SVM Radial0,854810,8525
SVM Polynomial0,88710,714290,9091
Tabel 2. Ringkasan Hasil Confusion Matrix

Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa jenis SVM dengan accuracy, sensitivity dan specificity tertinggi yaitu SVM Linier.

Dalam hal ini:
Accuracy menunjukkan sejauh mana model SVM mampu mengklasifikasikan data dengan benar secara keseluruhan. Accuracy menghitung jumlah prediksi yang benar (true positives dan true negatives) dibagi oleh jumlah total data.

*Sensitivity menunjukkan sejauh mana model SVM mampu mengidentifikasi jumlah prediksi yang benar positif (true positive) dalam dataset.

*Specificity menunjukkan sejauh mana model SVM mampu mengidentifikasi jumlah prediksi yang benar negatif (true negative) dalam dataset.

Referensi

Hastie, T., Tibshirani, R., & Friedman, J. (2009). “The Elements of Statistical Learning: Data Mining, Inference, and Prediction.” Springer.

Novianti, F.A dan Purnami, S.W. (2012). “Analisis Diagnosis Pasien Kanker Payudara Menggunakan Regresi Logistik dan Support Vector Machine (SVM) Berdasarkan Hasil Mamografi”. Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol. 1,No. 1.

Sekian penjelasan terkait Tutorial SVM (Support Vector Machine) dengan R. Jika masih ada yang dibingungkan bisa langsung saja ramaikan kolom komentar atau hubungi admin melalui tombol bantuan di kanan bawah. Stay tuned di website https://exsight.id/blog/ agar tidak ketinggalan artikel-artikel menarik lainnya.

Tutorial Algoritma Naive Bayes dengan R #2

Hai sobat Exsight, kembali lagi pada segmen artikel tutorial. Nah untuk tutorial ini, kita akan membahas terkait bagaimana cara kerja algoritma Naive Bayes menggunakan software R. Kalau sobat Exsight masih bingung terkait apa itu Naive Bayes, bisa dilihat pada artikel sebelumnya dengan judul Algoritma Naive Bayes dalam Machine Learning #1.

Studi Kasus

Studi kasus yang akan kita gunakan dalam hal ini menggunakan data sampel terkait Lung Cancer (Kanker Paru-Paru) yang didapatkan dari situs kaggle.com, dimana data di-publish oleh Ms. Nancy Al Aswad.
* Tidak terdapat missing value pada data.
* Data terdiri atas 309 observasi.

bayes

Data terdiri atas 16 variabel yaitu:

VariabelKeterangan VariabelSkala Data
GenderM = Male
F = Female
Kategorik
AgeNumerik
Smoking1 = No
2 = Yes
Kategorik
Yellow Finger1 = No
2 = Yes
Kategorik
Anxiety1 = No
2 = Yes
Kategorik
Peer Pressure1 = No
2 = Yes
Kategorik
Chronic Disease1 = No
2 = Yes
Kategorik
Fatigue1 = No
2 = Yes
Kategorik
Allergy1 = No
2 = Yes
Kategorik
Wheezing1 = No
2 = Yes
Kategorik
Alcohol1 = No
2 = Yes
Kategorik
Coughing1 = No
2 = Yes
Kategorik
Shortness of Breath1 = No
2 = Yes
Kategorik
Swallowing Difficulty1 = No
2 = Yes
Kategorik
Chest Pain1 = No
2 = Yes
Kategorik
Lung Cancer1 = No
2 = Yes
Kategorik
Tabel 1. Data

Pada Tabel 1. variabel Lung Cancer berperan sebagai variabel Dependen, sedangkan lainnya merupakan variabel Independen.

Tahapan R Studio Naive Bayes

Load Library

Tahapan paling awal sebelum running syntax di software R yaitu melakukan load library R. Adapun library yang diperlukan untuk analisis jalur yaitu e1071 dan caret. Adapun syntax R yang digunakan adalah sebagai berikut.

library(e1071)
library(caret)

Load Data

Kemudian melakukan input data ke R. Data yang diinput diberi nama sebagai data. Perlu diperhatikan untuk jenis file data yang diinput ke R, untuk tutorial kali ini, jenis file data yang digunakan yaitu dalam format CSV. Syntax yang digunakan untuk load data adalah sebagai berikut.

data<-read.csv(file.choose(),header=TRUE,sep=",")

Pre-Processing

Data yang telah kita load selanjutnya kita split menjadi data training testing 80/20. Artinya dari data yang ada, 80% dari data kita jadikan sebagai data training dan 20% data kita jadikan data testing.

##Membuat data training dan data testing (training 80, testing 20)
n_train <- round(nrow(data) * 0.8)
idx_train <- sample(seq_len(n_train))

data_train <- data[idx_train, ]
data_test <- data[-idx_train, ]

#Menyimpan data hasil training dan testing dalam format csv
write.csv(data_train,"training.csv")
write.csv(data_test,"testing.csv")

#Membuka file hasil training dan testing
data_train=read.csv(file.choose(),header=TRUE,sep=",")
data_test=read.csv(file.choose(),header=TRUE,sep=",")

Selanjutnya mengacu pada Tabel 1. variabel dengan skala data “kategorik” baik pada data training dan data testing, kita pastikan tipe data menjadi “factor” di R.

#Mengubah tipe data
##Data Train
data_train$GENDER=as.factor(data_train$GENDER)
data_train$SMOKING=as.factor(data_train$SMOKING)
data_train$YELLOW_FINGERS=as.factor(data_train$YELLOW_FINGERS)
data_train$ANXIETY=as.factor(data_train$ANXIETY)
data_train$PEER_PRESSURE=as.factor(data_train$PEER_PRESSURE)
data_train$CHRONIC.DISEASE=as.factor(data_train$CHRONIC.DISEASE)
data_train$FATIGUE=as.factor(data_train$FATIGUE)
data_train$ALLERGY=as.factor(data_train$FATIGUE)
data_train$WHEEZING=as.factor(data_train$WHEEZING)
data_train$ALCOHOL.CONSUMING=as.factor(data_train$ALCOHOL.CONSUMING)
data_train$COUGHING=as.factor(data_train$COUGHING)
data_train$SHORTNESS.OF.BREATH=as.factor(data_train$SHORTNESS.OF.BREATH)
data_train$SWALLOWING.DIFFICULTY=as.factor(data_train$SWALLOWING.DIFFICULTY)
data_train$CHEST.PAIN=as.factor(data_train$CHEST.PAIN)
data_train$LUNG_CANCER=as.factor(data_train$LUNG_CANCER)

##Data Test
data_test$GENDER=as.factor(data_test$GENDER)
data_test$SMOKING=as.factor(data_test$SMOKING)
data_test$YELLOW_FINGERS=as.factor(data_test$YELLOW_FINGERS)
data_test$ANXIETY=as.factor(data_test$ANXIETY)
data_test$PEER_PRESSURE=as.factor(data_test$PEER_PRESSURE)
data_test$CHRONIC.DISEASE=as.factor(data_test$CHRONIC.DISEASE)
data_test$FATIGUE=as.factor(data_test$FATIGUE)
data_test$ALLERGY=as.factor(data_test$FATIGUE)
data_test$WHEEZING=as.factor(data_test$WHEEZING)
data_test$ALCOHOL.CONSUMING=as.factor(data_test$ALCOHOL.CONSUMING)
data_test$COUGHING=as.factor(data_test$COUGHING)
data_test$SHORTNESS.OF.BREATH=as.factor(data_test$SHORTNESS.OF.BREATH)
data_test$SWALLOWING.DIFFICULTY=as.factor(data_test$SWALLOWING.DIFFICULTY)
data_test$CHEST.PAIN=as.factor(data_test$CHEST.PAIN)
data_test$LUNG_CANCER=as.factor(data_test$LUNG_CANCER)
bayes
Gambar 1. Struktur Data Training dan Data Testing

Berikutnya, kita perhatikan kembali data training dan testing, kita hilangkan kolom yang tidak perlu, dalam hal ini kolom pertama (x) yang hanya menunjukkan urutan observasi.

#Removing Kolom "Nomor urut di awal data train & test"
data_train=data_train[,-1]
data_test=data_test[,-1]
bayes
Gambar 2. Data Training, Before dan After Removing Kolom Urutan Observasi

Pemodelan

Setelah melakukan Pre-Processing, tahapan berikutnya melakukan pemodelan Naive Bayes untuk data training dengan syntax sebagai berikut.

model<-naiveBayes(LUNG_CANCER~.,data=data_train)
model
bayes
Gambar 3. Hasil Pemodelan Naive Bayes pada data Training

Gambar 3. menunjukkan hasil pemodelan Naive Bayes pada data Training yaitu berupa Priori Probabilities dan Conditional Probabilities pada setiap variabel.

Selanjutnya, melakukan prediksi pada data Testing, dalam hal ini kita menentukan nilai probabilitas untuk pengkategorian “NO” dan “YES” pada data Lung Cancer, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.

# Generating the probabilities in prediction
ypred<-predict(model, newdata = data_test, type="raw")
ypred
bayes
Gambar 4. Nilai Probabilitas Prediksi pada Data Testing

Berdasarkan Gambar 4, apabila probabilitas di kategori “YES” lebih tinggi dibandingkan kategori “NO”, artinya hasil prediksi pada data Testing masuk ke kategori “YES”. Selengkapnya untuk melihatkan hasil prediksi Naive Bayes pengkategorian kelas pada data Testing dapat dilihat pada Gambar 5. sebagai berikut.

# Generating the class in prediction
pred<-predict(model,newdata=data_test)
plot(pred)
bayes
Gambar 5. Hasil Prediksi Naive Bayes Pengkategorian Kelas pada Data Testing

Langkah terkahir yaitu menentukan Confusion Matrix, dengan syntax sebagai berikut.

# Confusion Matrix
caret::confusionMatrix(pred,reference=data_test$LUNG_CANCER)
bayes
Gambar 6. Confusion Matrix

Berdasarkan Gambar 6. diketahui bahwa dengan menggunakan algoritma Naive Bayes , hasil klasifikasi terkait data Lung Cancer memiliki accuracy yang sangat baik yaitu sebesar 0,9516 , lalu sensitivity sebesar 0,8000 , dan specificity sebesar 0,9808.

Dalam hal ini:
* Accuracy menunjukkan sejauh mana model Naive Bayes mampu mengklasifikasikan data dengan benar secara keseluruhan. Accuracy menghitung jumlah prediksi yang benar (true positives dan true negatives) dibagi oleh jumlah total data.

*Sensitivity menunjukkan sejauh mana model Naive Bayes mampu mengidentifikasi jumlah prediksi yang benar positif (true positive) dalam dataset..

*Specificity menunjukkan sejauh mana model Naive Bayes mampu mengidentifikasi jumlah prediksi yang benar negatif (true negative) dalam dataset.

Referensi

Taheri, S., & Mammadov, M. (2013). Learning The Naïve Bayes Classifier with Optimization Models, International Journal of Applied Mathematics and Computer Science, 23(4).

Pamungkas, K., Aridinanti, L., & Wibowo, W. (2022). Analisis Sentimen Pelaporan Masyarakat di Situs Media Centre Surabaya dengan Naive Bayes Classifier. Jurnal Teknik ITS, Vol.11, No. 2.

Sampai disini dulu penjelasan terkait Tutorial Algoritma Naive Bayes dengan Software R. Jika masih ada yang dibingungkan bisa langsung saja ramaikan kolom komentar atau hubungi admin melalui tombol bantuan di kanan bawah. Stay tuned di website https://exsight.id/blog/ agar tidak ketinggalan artikel-artikel menarik lainnya.

Tutorial Uji Reliabilitas dengan SPSS #2

Sobat Exsight, masih ingat gak nih, pada artikel Exsight terdahulu pernah dibahas terkait Uji Validitas dan Reliabilitas pada Data Kuesioner Penelitian. Nah melanjutkan artikel sebelumnya, untuk artikel kali ini akan dibahas terkait studi kasus beserta tutorial uji reliabilitas menggunakan software SPSS. Yuk simak dengan seksama yaa!

Studi Kasus

Uji reliabilitas kuesioner digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran secara berulang kali. Umumnya uji reliabilitas dilakukan sebelum survei utama, sehingga dalam hal ini data yang digunakan untuk uji reliabilitas merupakan data hasil survei pendahuluan sebelum survei utama.

Studi kasus yang kita gunakan dalam hal ini menggunakan Data Survei Pendahuluan Kedai Ayam Geprek. Data terdiri atas 40 observasi dan 9 variabel. Pertanyaan yang terlampir pada kuesioner survei pendahuluan dilengkapi skala likert dengan rentang penilaian yaitu:

*1=Sangat Buruk
*2=Buruk
*3=Biasa
*4=Baik
*5= Sangat Baik.

reliabilitas

Data terdiri atas 9 variabel yaitu:

  • Rasa dan tingkat crispy ayam geprek (A)
  • Tampilan penyajian produk (B)
  • Kualitas bahan yang digunakan (C)
  • Kemampuan kemasan dalam melindungi cita rasa & kerenyahan produk (D)
  • Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk (E)
  • Harga produk dibandingkan kompetitor dengan produk sejenis (F)
  • Kemudahan dalam metode pembayaran (G)
  • Kesigapan dan kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan (H)
  • Skor Total

Skor total dalam hal ini merupakan penjumlahan nilai-nilai dari variabel A, B, C, D, E, F, G, dan H.

Tutorial SPSS Uji Reliabilitas

1.Buka software SPSS, kemudian entry data pada variable view dan data view.

Gambar 1a. SPSS Tahap 1 (Data View)

Pada bagian data view berisi data-data dari masing-masing variabel, sedangkan untuk bagian variable view berisi pendefinisian dari masing-masing (khususnya terkait jenis data pada bagian measure).

validitas
Gambar 1b. SPSS Tahap 1 (Variable View)

2. Tahapan selanjutnya klik Analyze – klik Scale– klik Reliability Analysis

reliabilitas
Gambar 2. SPSS Tahap 2

3. Selanjutnya pada Gambar 3. bisa dilihat variabel-variabel yang kita gunakankecuali variabel Skor Total, kita masukkan pada bagian Items. Kemudian pada bagian Model, kita pilih Alpha, lalu klik OK.

reliabilitas
Gambar 3. SPSS Tahap 3

Pembahasan Hasil Output SPSS

Setelah klik OK, maka didapatkan hasil uji Reliabilitas dengan memperhatikan pada bagian Output SPSS, dapat dilihat pada Gambar 4.

reliabilitas
Gambar 4. Hasil Output SPSS

Berdasarkan hasil output SPSS pada Gambar 4. kita perhatikan pada bagian Reliability Statistics pada nilai Cronbach’s Alpha. Lalu kita tentukan reliabilitas dari suatu kuesioner berdasarkan indeks berikut.

Nilai Cronbach’s AlphaNilai Cronbach’s Alpha
0.00Tidak memiliki reliabilitas (no reliability)
> 0.70Reliabilitas yang dapat diterima (acceptable reliability)
> 0.80Reliabilitas yang baik (good reliability)
0.90 Reliabilitas yang sangat baik (excellent reliability)
1Reliabiliats sempurna (perfect reliability)
Tabel 1. Panduan Indeks Reliabilitas

Apabila kita perhatikan pada Gambar 4. nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,828 , dimana nilai ini apabila kita sesuaikan pada indeks di Tabel 1 menunjukkan Reliabilitas yang baik sehingga dapat disimpulkan, seluruh variabel yang terdapat dalam kuesioner Survei Pendahuluan Kedai Ayam Geprek memiliki reliabilitas yang baik (good reliability).

Referensi

Budiastuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas dan Reliabilitas Penelitian Dilengkapi Analisis dengan NVIVO, SPSS, dan AMOS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Nah, sampai disini dulu penjelasan terkait Tutorial Uji Reliabilitas dengan Software SPSS. Apabila masih ada yang dibingungkan bisa langsung saja ramaikan kolom komentar atau hubungi admin melalui tombol bantuan di kanan bawah. Stay tuned di website https://exsight.id/blog/ agar tidak ketinggalan artikel-artikel menarik lainnya.

Klik Daftar Isi Disini