Analisis Segmentasi Pelanggan | Konsep
Hai Sobat Exsight! Selamat datang di artikel kami ๐. Artikel ini akan membahas mengenai metode analisis data yang dapat membantu untuk memahami perilaku dan preferensi pelanggan. Teknik yang umum digunakan yaitu analisis segmentasi pelanggan. Teknik ini memungkinkan perusahaan mengelompokkan pelanggan berdasarkan karakteristik tertentu untuk mengembangkan strategi yang lebih terarah dan efektif.
Segmentasi pelanggan telah menjadi elemen penting dalam dunia pemasaran dan bisnis modern. Dengan memahami konsep dasarnya, bisnis dapat lebih fokus memenuhi kebutuhan pelanggan, meningkatkan pengalaman, dan membangun loyalitas yang lebih kuat.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai konsep dasar analisis segmentasi pelanggan, jenis-jenis segmentasi yang umum digunakan, dan manfaatnya dalam berbagai situasi bisnis.
Apakah Anda seorang pemilik bisnis, pemasar, atau data analyst yang ingin lebih memahami pelanggan Anda? Artikel ini adalah panduan yang tepat. Jadi, siapkan catatan Anda, dan mari kita mulai eksplorasi menarik tentang analisis segmentasi pelanggan ini! ๐
Analisis Segmentasi Pelanggan
Analisis segmentasi pelanggan adalah proses mengidentifikasi dan mengelompokkan pelanggan berdasarkan karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang serupa untuk memahami preferensi dan harapan mereka. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menciptakan pemahaman yang mendalam tentang berbagai segmen pasar yang ada, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan produk, layanan, dan strategi pemasaran mereka dengan lebih efektif.
Manfaat Analisis Segmentasi Pelanggan
Implementasi segmentasi pelanggan memberikan banyak manfaat bagi bisnis. Beberapa keuntungan kunci termasuk:
- Targeting yang lebih baik dalam kampanye pemasaran: Segmentasi memungkinkan bisnis untuk memahami kelompok pelanggan mana yang paling mungkin merespons pesan pemasaran tertentu. Ini berarti kampanye dapat lebih terfokus, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan peluang keberhasilan.
- Peningkatan kepuasan dan retensi pelanggan: Pelanggan yang merasa dipahami dan dihargai lebih cenderung tetap loyal terhadap suatu merek. Segmentasi pelanggan membantu bisnis memberikan pengalaman yang dipersonalisasi yang mendorong kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat retensi.
- Peningkatan profitabilitas: Bisnis dapat meningkatkan tingkat konversi dan menghasilkan lebih banyak pendapatan dengan menargetkan pelanggan dengan penawaran yang sesuai. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menggunakan segmentasi berbasis nilai untuk mengidentifikasi pelanggan dengan pengeluaran tinggi dan menawarkan promosi eksklusif, sehingga meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
- Wawasan pengembangan produk: Segmentasi pelanggan juga memberikan wawasan berharga tentang preferensi produk. Ketika menganalisis kebutuhan dari berbagai segmen pelanggan, bisnis dapat mengembangkan produk dan layanan yang memenuhi preferensi ini, yang mengarah pada kepuasan yang lebih tinggi dan kinerja penjualan yang lebih baik.
Karakteristik Pelanggan
Terdapat beberapa cara pendekatan untuk memahami karakteristik pelanggan, yaitu:
- Segmentasi Demografis
Segmentasi ini mengelompokkan pelanggan berdasarkan faktor demografis seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan status sosial ekonomi. Ini membantu perusahaan memahami siapa pelanggan mereka dan bagaimana karakteristik demografis memengaruhi perilaku pembelian. - Segmentasi Psikografis
Dalam segmentasi ini, pelanggan dikelompokkan berdasarkan kepribadian, gaya hidup, nilai-nilai, dan sikap. Psikografi memberikan wawasan yang lebih dalam tentang motivasi dan preferensi pelanggan, yang dapat digunakan untuk menyesuaikan penawaran produk dan strategi pemasaran. - Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku mengelompokkan pelanggan berdasarkan perilaku mereka dalam menggunakan produk atau layanan, seperti manfaat yang dicari, frekuensi pembelian, dan tingkat penggunaan. Ini membantu perusahaan memahami pola pembelian dan kebutuhan pelanggan yang lebih spesifik. - Segmentasi Geografis
Segmentasi ini mengelompokkan pelanggan berdasarkan lokasi geografis, seperti negara, provinsi, kota, atau bahkan kode pos. Faktor iklim dan budaya lokal juga dapat dipertimbangkan dalam segmentasi geografis, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan penawaran mereka berdasarkan kondisi spesifik di suatu area.
Segmentasi berdasarkan nilai RFM
Sedangkan menurut Adiana, dkk (2018) Segmentasi pelanggan dibagi menjadi 6 karakteristik berdasarkan nilai RFM (Recency, Frequency, Monetary) seperti berikut:
- Superstar:
- Pelanggan dengan loyalitas yang sangat tinggi
- Memiliki nilai monetari yang tinggi.
- Mempunyai frekuensi transaksi yang tinggi.
- Melakukan transaksi paling banyak.
- Golden Customer:
- Memiliki nilai monetari tertinggi kedua.
- Frekuensi transaksi yang tinggi.
- Mempunyai rata-rata transaksi yang baik.
- Typical Customer:
- Memiliki rata-rata nilai monetari dan rata-rata transaksi yang berada pada level rata-rata.
- Occasional Customer:
- Memiliki nilai monetari terendah kedua setelah dormant customer.
- Memiliki nilai recency yang paling rendah.
- Melakukan transaksi dengan frekuensi yang tinggi.
- Everyday Shopper:
- Menunjukkan peningkatan dalam jumlah transaksi.
- Mempunyai tingkat transaksi yang rendah.
- Memiliki nilai monetari yang sedang hingga rendah.
- Dormant Customer:
- Memiliki frekuensi dan nilai monetari yang paling rendah.
- Memiliki nilai recency yang paling rendah.
Teknik untuk Analisis Segmentasi

Teknik yang telah digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu sebagai berikut:
1. K-Means
Salah satu metode clustering yang populer dan banyak diteliti untuk meminimalkan kesalahan pengelompokan dalam ruang Euclidean adalah K-Means clustering . Pendekatan ini termasuk dalam kategori clustering tipe partisi. K-Means menggunakan strategi greedy (serakah) dengan membuat partisi baru melalui penugasan setiap data ke pusat klaster terdekat, diikuti dengan penghitungan ulang pusat klaster. Metode ini mengelompokkan data tertentu ke dalam sejumlah klaster (k cluster). Konsep dasarnya adalah menentukan k pusat (k centroid), masing-masing mewakili satu klaster. Penempatan awal pusat ini harus dipertimbangkan dengan cermat, karena lokasi yang berbeda dapat menghasilkan hasil pengelompokan yang berbeda.
2. DBSCAN (Density-Based Spatial Clustering of Applications with Noise)
DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) adalah algoritma clustering yang bekerja dengan memperluas klaster berdasarkan sampel inti (core sample). Algoritma ini menggunakan dua parameter utama untuk menentukan klaster. Parameter pertama adalah jumlah minimum titik yang diperlukan untuk membentuk core sample, yang berfungsi untuk menentukan batas tingkat kebisingan. Parameter kedua adalah ฮต (epsilon), yang mengacu pada radius maksimum di mana titik-titik dapat dianggap sebagai tetangga satu sama lain.
3. Hierarchical Clustering
Hierarchical Clustering adalah algoritma pengelompokan data yang dimulai dengan menganggap setiap observasi sebagai klaster terpisah, kemudian secara bertahap menggabungkannya ke dalam kelompok yang lebih besar. Proses ini dikenal sebagai pendekatan bottom-up. Pendekatan hierarchical dalam analisis klaster dapat dibagi menjadi dua metode utama: Agglomerative, yaitu metode dimana setiap objek awalnya dianggap sebagai klaster individual. Kemudian, dua objek dengan tingkat ‘kemiripan’ tertinggi digabungkan menjadi satu klaster, dan proses ini berlanjut sampai semua objek tergabung menjadi satu klaster besar dan Divisive, yaitu metode dimana dimulai dengan satu klaster yang mencakup semua objek atau pengamatan. Objek yang memiliki perbedaan paling besar dalam ‘kemiripan’ secara bertahap dipisahkan dari klaster, hingga setiap objek menjadi klaster tersendiri.
4. K-Medoids
Algoritma K-Medoids, atau dikenal juga sebagai algoritma PAM (Partitioning Around Medoid), adalah metode clustering yang dirancang untuk mengatasi kelemahan K-Means yang cenderung sensitif terhadap outlier, karena objek dengan nilai besar dapat menyimpang jauh dari distribusi data. Berbeda dengan K-Means yang menggunakan mean sebagai pusat klaster, K-Medoids menggunakan medoid, yaitu objek data yang paling representatif atau paling sentral dalam suatu klaster. Dalam algoritma ini, K objek dipilih secara acak sebagai medoid untuk mewakili klaster, dan setiap objek data lainnya ditugaskan ke klaster yang memiliki medoid terdekat.
5. Metode Fuzzy C-Means
Fuzzy C-Means adalah metode clustering yang menentukan keberadaan setiap titik data dalam suatu klaster berdasarkan derajat keanggotaan. Fuzzy merepresentasikan himpunan dengan batas keanggotaan yang tidak didefinisikan secara tegas berdasarkan terpenuhinya suatu syarat. Konsep dasar Fuzzy C-Means melibatkan penentuan pusat klaster sebagai langkah awal untuk menandai rata-rata lokasi setiap klaster. Pada tahap awal, posisi pusat klaster belum sepenuhnya akurat. Setiap titik data memiliki derajat keanggotaan terhadap setiap klaster. Dengan memperbarui pusat klaster dan derajat keanggotaan secara iteratif, pusat klaster akan bergerak menuju posisi yang lebih tepat.
Contoh Penerapan Segmentasi Pelanggan dalam Bisnis
Segmentasi pelanggan dapat diterapkan di berbagai bidang bisnis untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh penerapan segmentasi pelanggan yang disesuaikan dengan bidang bisnisnya:
1. Bidang Kecantikan

Salon Nuii Beauty Glow beroperasi di industri kecantikan yang kompetitif, di mana pemahaman tentang karakteristik pelanggan sangat penting. Dengan menggunakan algoritma K-Means Clustering, salon ini dapat mengelompokkan pelanggannya berdasarkan karakteristik yang relevan. Penelitian ini menghasilkan tiga cluster pelanggan, dengan cluster 0 sebagai kelompok terbesar yang terdiri dari 48 pelanggan, cluster 1 memiliki 10 pelanggan, dan cluster 3 memiliki 12 pelanggan. Uji indeks Davies Bouldin digunakan untuk mengevaluasi kualitas cluster, dan model RFM (Recency, Frequency, Monetary) digunakan untuk memfasilitasi pengelompokan.
2. Bidang Retail Online

Di sektor retail online, pemahaman yang mendalam mengenai pelanggan sangat penting untuk meningkatkan pengalaman belanja. Sebuah penelitian menerapkan K-Means Clustering untuk segmentasi pelanggan berdasarkan perilaku belanja mereka. Dengan menggunakan pemrograman Python, analisis dilakukan melalui metode elbow untuk menentukan jumlah cluster yang optimal, yang ditemukan sebanyak empat cluster. Setiap cluster memiliki karakteristik spesifik, seperti kuantitas dan harga satuan, yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian pelanggan. Strategi pemasaran yang disesuaikan dengan setiap segmen pelanggan dapat meningkatkan efektivitas penawaran produk dan komunikasi dengan pelanggan.
3. Bidang Farmasi

PT. Abbott Indonesia, yang bergerak di industri farmasi, memerlukan pemahaman yang baik tentang karakteristik pelanggannya untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif. Penelitian ini menggunakan kombinasi RFM Model, K-Means Clustering, dan Rough Set Theory untuk melakukan segmentasi pelanggan. Model RFM digunakan sebagai atribut kuantitatif untuk variabel masukan, sementara K-Means mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan empat segmen pelanggan dengan karakteristik yang unik dan menghasilkan 31 aturan klasifikasi dengan akurasi 95%. Segmentasi ini membantu perusahaan dalam memprioritaskan sumber daya dan strategi pemasaran, meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan.
Referensi
Adiana, B. E., Soesanti, I., & Permanasari, A. E. (2018). Analisis segmentasi pelanggan menggunakan kombinasi RFM model dan teknik clustering. Jurnal Terapan Teknologi Informasi, 2(1), 23-32.
Awalina, E. F. L., & Rahayu, W. I. (2023). Optimalisasi Strategi Pemasaran dengan Segmentasi Pelanggan Menggunakan Penerapan K-Means Clustering pada Transaksi Online Retail. Jurnal Teknologi Dan Informasi, 13(2), 122-137.
HUSNA, A. (2015). Segmentasi Pelanggan Menggunakan Model RFM dan Teori Rough Set Untuk Memahami Karakteristik Pelanggan (Studi Kasus: PT. Abbott Indonesia, Tbk Cabang Malang). Skripsi
Mirantika, N., Syamfithriani, T. S., & Trisudarmo, R. (2023). Implementasi Algoritma K-Medoids Clustering Untuk Menentukan Segmentasi Pelanggan. NUANSA INFORMATIKA, 17(1), 196-204.
Sajidah, S., & Herdiana, R. (2023). Segmentasi Pelanggan Salon Nuii Beauty Glow Menggunakan K-Means Clustering. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 7(1), 558-566.
Taqwim, W. A., Setiawan, N. Y., & Bachtiar, F. A. (2019). Analisis segmentasi pelanggan dengan rfm model pada PT. arthamas citra mandiri menggunakan metode fuzzy c-means clustering. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 3(2), 1986-1993.
Wardani, S. D. K., Ariyanto, A. S., Umroh, M., & Rolliawati, D. (2023). Perbandingan Hasil Metode Clustering K-Means, Db Scanner & Hierarchical Untuk Analisa Segmentasi Pasar. JIKO (Jurnal Informatika dan Komputer), 7(2), 191-201.
Wavetec. (n.d.). Customer segmentation: Benefits & definition. diakses Desember 28, 2024,dari https://www.wavetec.com/blog/customer-segmentation-benefits-definition/
Widiyanto, A. T., & Witanti, A. (2021). Segmentasi Pelanggan Berdasarkan Analisis RFM Menggunakan Algoritma K-Means Sebagai Dasar Strategi Pemasaran (Studi Kasus PT Coversuper Indonesia Global). KONSTELASI: Konvergensi Teknologi dan Sistem Informasi, 1(1), 204-215.
Sampai di sini dulu penjelasan terkait Analisis Segmentasi Pelanggan | Konsep. Apabila sobat Exsight masih ada yang dibingungkan terkait pembahasan pada artikel ini, bisa langsung saja ramaikan kolom komentar atau hubungi admin melalui tombol bantuan di kanan bawah. Stay tuned di website https://exsight.id/blog/ agar tidak ketinggalan artikel-artikel menarik lainnya. See you in the next article yaa!
Analisis Segmentasi Pelanggan | Konsep Read More ยป